Categories

Kamis, 29 Desember 2011

 SARIAWAN, Apa dan Bagaimana Mengatasinya?

Awalnya timbul rasa sedikit gatalatau seperti terbakar pada 1-2 hari di daerah yang akan menjadi sariawan. Rasaini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut.
Sariawan dimulai dengan adanyaluka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval.Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarnaputih di tengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan.

Bila berkontak dengan makanandengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakitdan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi meningkat.


Berdasarkan ciri khasnya secaraklinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser mayor, dan ulserhepetiform.
Ulser minor adalah yang palingsering dijumpai, dan biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan sembuh tanpamenimbulkan jaringan parut. Bentuknya bulat, berbatas jelas, dan biasanyadikelilingi oleh daerah yang sedikit kemerahan. Lesi biasanya hilangsetelah 7-10 hari.

Ulser mayor biasanya berdiameter lebih dari 1 cm, bulat dan juga berbatasjelas. Tipe ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, dan dapatmenimbulkan jaringan parut setelah sembuh.

Ulser herpetiformadalah yang paling jarang terjadi dan biasanya merupakan lesi berkelompok danterdiri dari ulser berukuran kecil dengan jumlah banyak.
Pemeriksaan
Selainpemeriksaan visual, pemeriksaan laboratoris diindikasikan bagi pasien yangmenderita SAR di atasi usia 25 tahun dengan tipe mayor yang selalu hilangtimbul, atau bila sariawan tidak kunjung sembuh, atau bila ada gejala dankeluhan lain yang berkaitan dengan faktor pemicu.
Diagnosis banding
Lesi SAR bisa sangat mirip denganmanifestasi penyakit lain dan sulit dibedakan dengan beberapa penyakittertentu. Untuk membedakannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui diantaranya:
  • Jumlah, bentuk, dan ukuran lesi, serta seberapa sering lesi hilang timbul (rekuren)
  • Usia penderita saat pertama kali timbul sariawan
  • Perubahan mukosa atau jaringan kutan
  • Ada/tidaknya keterlibatan sistem organ atau adanya gejala lain
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Faktor-faktor pada host/penderita, misalnya:
  • Genetik
  • Defisiensi nutrisi
  • Masalah pada sistem imun
  • Stress, masalah psikologis atau fisik
  • Apakah pasien menderita HIV/AIDS
  • Penyakit AIDS biasanya bermanifestasi secara klinis di rongga mulut. Biasanya timbul ulserasi bisa berupa SAR dalam jenis minor, mayor atau herpetiform. Selain itu juga dapat terjadi candidiasis yaitu infeksi jamur Candida.
Patogenesis
Ada beberapa teori yang menyebutkan kaitanSAR dengan mikroba di dalam mulut seperti streptococcus, Heliobacter piloridan herpes virus, namun hingga kini teori tersebut belum disepakati secarauniversal.
Faktor utama yang dikaitkan dengan SARadalah faktor genetik, defisiensi hematologi, kelainan imunologis, dan faktorlokal seperti trauma pada mulut dan kebiasaan merokok. Selama 30 tahun terakhirpenelitian yang dilakukan menyiratkan adanya hubungan antara SAR danlimfotoksisitas, antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity, defekpada sel limfosit, dan perubahan dalam rasio limfosit CD4 terhadap CD8.

Riset yang baru-baru ini dilakukan banyakberpusat pada jaringan sitokin mukosa. Salah satu penelitian mengungkapkanbahwa adanya respon imun yang diperantarai sel secara berlebihan pada pasienSAR, sehingga menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa.

Selain itu, faktor yang paling banyakdidokumentasikan dalam penelitian adalah faktor herediter. Dalam satupenelitian yang melibatkan 1303 anak dari 530 keluarga, didapati adanyakerentanan yang lebih meningkat terhadap SAR pada anak-anak yang orang tuanyaadalah penderita SAR. Pasien yang memiliki orang tua penderita SAR beresikohingga 90 % untuk terkena SAR juga, sedangkan pasien yang orang tuanya tidakpernah terkena SAR hanya beresiko 20 %. Lebih jauh lagi, human leukocyteantigen (HLA) yang spesifik secara genetik ternyatateridentifikasi pada pasien SAR, terutama pada kelompok etnis tertentu. Adajuga penelitian yang mengkaitkan SAR minor dengan faktor genetik yang berkaitandengan fungsi imun terutama gen yang mengendalikan pelepasan Interleukin(IL)-1B dan IL-6.

Defisiensi hematologi terutama serum besi,folat, atau vitamin B12­­ juga banyak dikaitkan sebagai faktoretiologis dari pasien SAR. Salah satu penelitian melaporkan keadaan klinis yangmembaik hingga 75 % pada pasien SAR saat defisiensi hematologis yangdideritanya terdeteksi dan dilakukan terapi.
Faktor lainnya yang dikaitkan dengan SARdiantaranya adalah kecemasan dan stress psikologis yang sering terjadi.Perubahan hormon seperti menstruasi, trauma pada jaringan mukosa seperti seringtergigit secara tidak sengaja, dan alergi makanan juga dilaporkan sebagaifaktor resiko terjadinya SAR.
Perawatan
SAR sebetulnya dapat sembuhsendiri, karena sifat dari kondisi ini adalah ­self-limiting.
Obat-obatan untuk mengatasiSAR diberikan sesuai dengan tingkat keparahan lesi.
Untuk kasus ringan, jenisnya bisaberupa obat salep yang berfungsi sebagai topical coating agent yang melindungilesi dari gesekan dalam rongga mulut saat berfungsi dan melindungi agar tidakberkontak langsung dengan makanan yang asam atau pedas. Selain itu ada jugasalep yang berisi anestesi topikal untuk mengurangi rasa perih. Obat topikaladalah obat yang diberikan langsung pada daerah yang terkena (bersifat lokal).

Pada kasus yang sedang hinggaberat, dapat diberikan salep yang mengandung topikal steroid. Dan padapenderita yang tidak berespon terhadap obat-obatan topikal dapat diberikanobat-obatan sistemik.
Penggunaan obat kumur chlorhexidine dapat membantu mempercepat penyembuhanSAR. Namun penggunaan obat ini secara jangka panjang dapat menyebabkanperubahan warna gigi menjadi kecoklatan.
Obat-obatantersebut didapat dengan resep dokter. Meskipun penyakit ini terbilang ringan,ada baiknya bila ditangani oleh dokter gigi spesialis penyakit mulut (drg. Sp.PM)

Pencegahan
  1. Hindari stress yang berlebihan, dan tingkatkan kualitas tidur minimal 8 jam sehari. Tidur yang berkualitas bukan hanya dilihat dari lamanya waktu tidur. Tidur dalam kondisi banyak beban pikiran atau stress dapat menurunkan kualitas tidur.
  2. Perbaiki pola makan. Pola makan dan diet yang sehat tidak hanya akan mencegah sariawan namun juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Perbanyak sayuran hijau dan buah yang kaya akan asam folat, vitamin B-12 dan zat besi. Bila sedang menderita SAR, hindari makanan yang pedas dan asam.
  3. Jaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.
sumber : doktersehat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar